Ads block

Banner 728x90px

PENETAPAN KADAR KARBOHIDRAT


  

PERCOBAAN III

PENETAPAN KADAR KARBOHIDRAT

 

I.    TUJUAN PERCOBAAN

Tujuan dari percobaan ini adalah untuk menetapkan kandungan kadar karbohidrat yang terdapat pada beberapa bahan makanan dan untuk mengetahui prinsip metode penetapan kadar karbohidrat dengan metode luff- schoorl.

 

II.  TINJAUAN PUSTAKA

Pengertian karbohidrat adalah polihidroksi aldehida dan keton polihidroksil atau turunannya selain itu, karbohidrat disusun oleh dua sampai delapan monosakarida yang disebut oligosakarida. Karbohidrat mempunyai rumus umum Cn(H2O)n yaitu senyawa-senyawa yang n atom karbonnya tampak terhidrasi oleh n molekul air. Namun demikian terdapat pula karbohidrat yang tidak memiliki rumus demikian dan ada pula yang mengandung nitrogen. Secara umum definisi karbohidrat adalah senyawa organik yang mengandung atom karbon, hidrogen, dan oksigen, dan pada umumnya unsur hidrogen dan oksigen dalam komposisi menghasilkan H2O. Di dalam tubuh karbihidrat dapat dibentuk dari beberapa asam amino dan sebagian dari gliserol lemak. Akan tetapi sebagian besar karbohidrat diperoleh dari makanan yang dikonsumsi sehari-hari, terutama sumber makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan. Tumbuh-tumbuhan karbohidratnya dibentuk dari hasil reaksi CO2 dan H2O melalui proses fotosintesis di dalam sel tumbuh-tumbuhan yang mengandung hijau daun (klorofil). Karbohidrat juga berperan penting dalam menentukan karakteristik bahan makanan, misalnya warna, rasa, tekstur dan lain-lain. Dalam tubuh karbohidrat berguna untuk mencegah timbulnya ketosis, pemecahan protein yang berlebihan, kehilangan mineral dan berguna untuk metabolisme lemak dan protein (Poedjiadi & Supriyanti, 2006).

Bahan makanan pokok yang digunakan oleh manusia dan binatang diantaranya adalah lemak, protein, dan karbohidrat. Karbohidrat adalah senyawa yang mengandung unsur-unsur : C, H, dan O, terutama terdapat di dalam tumbuh-tumbuhan yaitu kira-kira 75%, di samping itu bagian yang padat pun dari tanaman-tanaman tersusun dari zat ini. Dinamakan karbohidrat karena senyawa-senyawa ini sebagai hidrat dari karbon, dalam senyawa tersebut perbandingan antara H dan O sering 2 berbanding 1 seperti air. Jadi, C6H12O6 dapat ditulis C6(H2O)6, C12H22O11, sebagai C12(H2O)11 dan seterusnya, dan perumusan empiris ditulis sebagai CnH2nOn atau Cn(H2O)n. Karbohidrat merupakan zat yang mempunyai sifat aktif optik, sedangkan gliseraldehid (HOCH2-CHOH-CHO) adalah merupakan induk karbohidrat (Sastrohamidjojo, 2005).

Pengukuran karbohidrat yang merupakan gula pereduksi dengan metode Luff Schoorl ini didasarkan pada reaksi antara monosakarida dengan larutan cupper. Monosakarida akan mereduksikan CuO dalam larutan Luff menjadi Cu2O. Kelebihan CuO akan direduksikan dengan KI berlebih, sehingga dilepaskan I2. I2 yang dibebaskan tersebut dititrasi dengan larutan Na2S2O3. Pada dasarnya prinsip metode analisa yang digunakan adalah Iodometri karena kita akan menganalisa I2 yang bebas untuk dijadikan dasar penetapan kadar. Dimana proses iodometri adalah proses titrasi terhadap iodium (I2) bebas dalam larutan. Apabila terdapat zat oksidator kuat (misal H2SO4) dalam larutannya yang bersifat netral atau sedikit asam penambahan ion iodida berlebih akan membuat zat oksidator tersebut tereduksi dan membebaskan I2 yang setara jumlahnya dengan dengan banyaknya oksidator (Winarno, 2007).

Karbohidrat kompleks merupakan salah satu komponen utama yang dihasilkan oleh sel-sel epitel kelenjar aksesoris, karbohidrat kompleks terbagi menjadi dua yaitu karbohidrat netral dan karbohidrat asam. contoh dari karbohidrat netral adalah glikogen, glikolipid, dan amylase, sedangkan contoh dari karbohidrat asam adalah asam hialuronat, kondroitin sulfat, hialurosulfat, mukoitinsulfat, dan sialomusin. Sebaran kandungan karbohidrat kompleks pada kelenjar aksesoris telah dilaporkan pada manusia, tikus, kambing, babi, marmot, dan domba. Sebaran kandungan karbohidrat ini selain dapat menunjukan implikasi fisiologi, seperti fase sintesis, derajat kematangan, proses diferensiasi, interaksi antarsel, serta perkembangan dari fungsi kelenjar-kelenjar tersebut.

 

III. ALAT DAN BAHAN

3.1 Alat

Alat-alat yang digunakan pada percobaan ini meliputi batang pengaduk, batu didih, bunsen, buret 50 mL, erlenmeyer 250 mL, gelas beker, gelas ukur, labu alas bulat, labu semprot, labu ukur 250 mL, pendingin lurus, pipert tetes, pipet volume 10 mL, propipet, statif dan timbangan analitik.

3.2 Bahan

Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan ini meliputi aquadest, asam sitrat, CH3COOH 3%, CuSO4.5H2O, HCl 3%, H2SO4 25%, Kertas saring, kertas pH, KI 10%, larutan kanji 1%, larutan luff, larutan thio 0,1 N, NaOH 30%, Na2CO3 anhidrat dan sampel tepung.

 

IV. PROSUDER KERJA

4.1  Pembuatan larutan luff-schoorl

1.   Na2COanhidrat ditimbang sebanyak 3,57 gram.

2.   Aquadest 75 mL sambil diaduk didalamnya ditambahkan 12,5 gram asam sitrat yang telah dilarutkan dalam 12,5 mL air suling.

3.   CuSO4.5H2O sebanyak 6,25 gram ditambahakan yang telah dilarutkan dalam 25 mL air suling.

4.   Larutan dipindahkan kedalam labu ukur 250 mL, di ad sampai tanda batas dengan air suling dan dihomogenkan.

5.   Larutan dibiarkan dan disaring jika perlu.

4.2   Preparasi sampel

1.   Sampel tepung ditimbang sebanyak 1,25 gram dengan teliti, dimasukan kedala labu alas bulat.

2.   HCL 3% sebanyak 100 mL ditambahkan, kemudian didihkan kurang lebih 1 ½ jam dengan pendingin tegak.

3.   Larutan didinginkan dan dinetralkan dengan NaOH 3% (diuji dengan lakmus/ Indikator PP), ditambahakan sedikit CH3COOH 3% agar sedikit suasana asam.

4.   Larutan dipindahkan ke dalam labu ukur 250 mL, dipaskan sampai tanda batas dan disaring.

4.3   Analisa karbohidrat

1.   Hasil saringan dipipet 10 mL ke dalam Erlenmeyer dan ditambahakan 25 mL larutan luff, ditambahkan beberapa butir batu didih serta 15 mL air suling.

2.   Campuran tersebut dipanaskan dengan nyala tetap kurang lebih 3 menit, didinginkan.

3.   Campuran setelah dingin, ditambahakan 25 mL H2SO25% dan 15 mL KI 10% perlahan-lahan.

4.   Campuran dititar dengan thio 0,1 N (dengan indikator kanji 0.5%).

5.   Blanko juga dikerjakan.

 

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil

Tabel 1. Hasil Uji Karbohidrat

No.

Sampel

Vol. Natrium Thio Sulfat

Kadar Karbohidrat

Dokumentasi

1.

Blanko

54 mL

38,88%

Blanko sebelum titrasi

Blanko sesudah titrasi

2.

Tepung Terigu

64 mL

46,08%

Sampel sebelum titrasi

Sampel sesudah titrasi

3.

Tepung Beras

57 mL

41,04%

Sampel sebelum titrasi

 

Sampel sesudah titrasi

 

Perhitungan :

a.       Blanko

Kadar (%) karbohidrat  

                                      

                                       =  38,88%

b.      Sampel Tepung Terigu

Kadar (%) karbohidrat  

                                      

                                                                =  46,08%

c.       Sampel Tepung Beras

Kadar (%) karbohidrat  

                                      

                                       =  41,04%

 

5.2 Pembahasan

Praktikum yang dilakukan kali ini berjudul penetapan karbohidrat dan bertujuan untuk menetapkan kandungan kadar karbohidrat yang terdapat pada beberapa bahan makanan dan untuk mengetahui prinsip metode penetapan kadar karbohidrat dengan metode luff- schoorl. Melakukan analisa kadar karbohidrat pada sampel yang berupa tepung terigu dan tepung beras. Seperti yang telah diketahui, karbohidrat berperan penting dalam kehidupan sehari-hari bagi manusia. Karhodidrat merupakan segolongan senyawa-senyawa penting yang merupakan sumber energi yang paling tersebar luas. Praktikum ini menggunakan metode Luff Schoorl sebagai uji kimia kualitatif yang bertujuan menguji adanya gugus Aldehid. Komponen utama reagen Luff Schoorl adalah CuO. Hidrolisis karbohidrat menjadi monosakarida yang dapat mereaksikan atau merduksikan Cu2+ menjadi Cu+.

Karbohidrat memiliki fungsi yang dapat menyediakan kebutuhan dasar yang diperlukan tubuh makhluk hidup. Monosakarida, khususnya glukosa, merupakan nutrienutama sel. misalnya, pada vertebrata, glukosa mengalir dalam aliran darah sehingga tersedia bagi seluruh sel tubuh. Sel-sel tubuh tersebut menyerap glukosa dan mengambil tenaga yang tersimpan di dalam molekul tersebut pada proses respirasi seluler untuk menjalankan sel-sel tubuh. Kerangka karbon monosakarida juga berfungsi sebagai bahan baku untuk sintesis jenis molekul organik kecil lainnya, termasuk asam amino dan asam lemak, sebagai nutrisi yang digunakan untuk kelangsungan hidup manusia, sebanyak 1 gram karbohidrat memiliki nilai energy 4 Kalori. Menu makanan orang Asia Tenggara termasuk juga dalamnya Indonesia, umumnya kandungan karbohidrat cukup tinggi, yaitu antara 70–80%.

Bahan makanan dari beberapa sumber karbohidrat ini misalnya pada padi-padianatau serealia (gandum dan beras), umbi-umbian yang mengandung karbohidrat (kentang, singkong, dan juga ubi jalar). dan gula. Namun, daya cerna tubuh manusia terhadap karbohidrat bermacam-macam bergantung pada sumbernya, yaitu bervariasi antara 90%–98%. Serat menurunkan daya cerna karbohidrat menjadi 85%. Manusia tidak dapat mencerna selulosa sehingga serat selulosa yang dikonsumsi manusia hanya lewat melalui saluran pencernaan dan keluar bersama feses. Serat-serat selulosa mengikis dinding saluran pencernaan dan merangsangnya mengeluarkan lendir yang membantu makanan melewati saluran pencernaan dengan lancar sehingga selulosa disebut sebagai bagian penting dalam menu makanan yang sehat. Contoh makanan yang sangat kaya akan serat-serat selulosa ialah buah-buahan segar, sayur-sayuran, dan biji-bijian. Selain sebagai sumber energi, karbohidrat juga berfungsi untuk menjaga keseimbangan asam basa di dalam tubuh, berperan penting dalam proses metabolisme dalam tubuh, dan pembentuk struktur sel dengan mengikat protein dan lemak.

Metode Luff Schoorl adalah berdasarkan proses reduksi dari larutan Luff Schoorl oleh gula-gula pereduksi (semua monosakarida, laktosa dan maltosa). Hidrolisis karbohidrat menjadi monosakarida yang dapat mereduksikan Cu2+ menjadi Cu1+. Metode Luff Schoorl ini baik digunakan untuk menentukan kadar karbohidrat yang berukuran sedang. Dalam penelitian M.Verhaart dinyatakan bahwa metode Luff Schoorl merupakan metode tebaik untuk mengukur kadar karbohidrat dengan tingkat kesalahan sebesar 10%. Pada metode Luff Schoorl terdapat dua cara pengukuran yaitu dengan penentuan Cu tereduksi dengan I2 dan menggunakan prosedur Lae-Eynon. Metode Luff Schoorl mempunyai kelemahan yang terutama disebabkan oleh komposisi yang konstan. Hal ini diketahui dari penelitian A.M Maiden yang menjelaskan bahwa hasil pengukuran yang diperoleh dibedakan oleh pebuatan reagen yang berbeda.

Blanko dan sampel dipanaskan menggunakan kondensor, blanko dan sampel ditambahkan HCl. Blanko berfungsi untuk melihat perbedaan wujud pada blanko dans sampel. Proses titrasi titran Na2S2O3 dan indikator kanji. Larutan standar Na2S2O3 digunakan untuk membentuk kompleks iod-amilum yang tidak larut di dalam air karena pada prinsipnya metode Luff Schorl ini adalah analisa iodimetri yang I2 yang akan bebas akan dijadikan sebagai dasar penetapan kadar. Digunakan indikator amilum pada saat titrasi sebelum titik ekivalen. Alatyang digunakan pada percobaan ini antara lain batang pengaduk untuk mengaduk larutan, batu didih untuk pemanasan dan juga bunsen, buret 50 mL dan statif untuk titrasi, labu alas bulat yang digunakan untuk destilasi dengan pendingin lurus, pipert tetes, pipet volume 10 mL, propipet, dan timbangan analitik untuk menimbang bahan. Hasil yang didapat pada kadar (%) karbohidrat pada blanko adalah 38,88%, sedangkan hasil kadar (%) karbohidrat pada tepung terigu 46,08%, dan juga pada hasil kadar (%) karbohidrat pada tepung beras adalah 41,04%.

 

VI. KESIMPULAN

Kesimpulan yang didapat pada praktikum ini adalah :    

1.      Metode Luff Schoorl mempunyai prinsip berdasarkan proses reduksi dari larutan Luff Schoorl oleh gula-gula pereduksi (semua monosakarida, laktosa dan maltosa).

2.      Hasil yang didapat pada kadar (%) karbohidrat pada blanko adalah 38,88%,

3.      Hasil yang didapat pada kadar (%) karbohidrat pada tepung terigu 46,08%,

4.      Hasil  yang didapat pada kadar (%) karbohidrat pada tepung beras adalah 41,04%.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Mohamad, K., Savitri N., I Ketut M. A., & Srihadi A. 2001. Morfologi dan Kandungan Karbohidrat Kelenjar Aksesoris Organ Repruduksi Tikus Jantan pada Umur Sebelum dan Setelah Pubertas. Jurnal Hayati Vol 8 (4) : 91-97 ISSN 0854-8587.

 

Poedjiadi, A. dan F.M.T. Supriyanti. 2006. Dasar-Dasar Biokimia. UI-Press. Jakarta

 

Sastrohamidjojo, H. 2005. Kimia Organik Stereokimia, Karbohidrat, Lemak, dan Protein. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta

Winarno. 2007. Kimia Pangan dan Gizi. Gramedia. Jakarta

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar