BAB I
PENDAHULUAN
Tujuan Praktikum
Praktikum ini bertujuan untuk mengenalkan mahasiswa terhadap metode-metode perhitungan populasi mikroba.
1.2 Dasar Teori
Kuantitasi mikroba menunjukkan jumlah koloni yang mampu dibentuk oleh mikroba tertentu. Steril dari bakteri untuk makanan terutama minuman, sangat perlu diketahui demi menjaga kesehatan. Air minum dari berbagai tempat mempunyai jenis-jenis bakteri yang tidak sama. Jumlah mikroorganisme dapat dihitung melaluai beberapa cara, namun secara mendasar dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu perhitungan langsung dan tidak langsung. Perhitungan secara langsung dapat mengetahui beberapa jumlah mikroorganisme pada suatu bahan pada suatu saat tertentu tanpa memberikan perlakuan terlebih dahulu, sedangkan jumlah organisme yang diketahui dari cara tidak langsung terlebih dahulu harus memberikan perlakuan tertentu sebelum dilakukan perhitungan (Lim, 1998).
Untuk menentukan jumlah bakteri yang ada di dalam suatu medium maka dapat digunakan beberapa cara, yaitu:
Metode MPN
Metode MPN terdiri dari tiga tahap, yaitu uji pendugaan (presumtive test), uji konfirmasi (confirmed test), dan uji kelengkapan (completed test) (Fardiaz, 1989). Metode MPN (Most probable number) menggunakan medium cair dalam wadah berupa tabung reaksi, perhitungan di lakukan berdasarkan jumlah tabung yang positif yaitu tabung yang mengalami perubahan pada mediumnya baik itu berupa perubahan warna atau terbentuknya gelembung gas pada dasar tabung durham. Pada metode perhitungan MPN ini digunakan bentuk tiga seri pengenceran, yang pertama 10-1, 10-2, dan 10-3. Selanjutnya dari hasil perubahan tersebut dicari nilai MPNnya pada tabel nilai MPN, dan untuk jumlah bakterinya maka digunakan rumus (FDA, 1998).
Output metode MPN adalah nilai MPN. Nilai MPN adalah perkiraan jumlah unit tumbuh (growth unit) atau unit pembentuk-koloni (colony-forming unit) dalam sampel. Makin kecil nilai MPN, maka air tersebut makin tinggi kualitasnya, dan makin layak minum. Metode MPN memiliki limit kepercayaan 95 persen sehingga pada setiap nilai MPN, terdapat jangkauan nilai MPN terendah dan nilai MPN tertinggi (FDA, 1998).
Metode TPC (Hitungan Cawan)
Plate count / viable count didasarkan pada asumsi bahwa setiap sel mikroorganisme hidup dalam suspensi akan tumbuh menjadi satu koloni setelah ditumbuhkan dalam media pertumbuhan dan lingkungan yang sesuai. Setelah diinkubasi, jumlah koloni yang tumbuh dihitung dan merupakan perkiraan atau dugaan dari jumlah mikroorganisme dalam suspensi tersebut. Berdasarkan hal tersebut digunakan istilah Coloni Forming Units (CFU’s) per ml (Gobel, 2008).
Syarat koloni yang ditentukan untuk dihitung adalah sebagai berikut :
Satu koloni dihitung 1 koloni.
Dua koloni yang bertumpuk dihitung 1 koloni.
Beberapa koloni yang berhubungan dihitung 1 koloni.
Dua koloni yang berhimpitan dan masih dapat dibedakan dihitung 2 koloni.
Koloni yang terlalu besar (lebih besar dari setengah luas cawan) tidak dihitung.
Koloni yang besarnya kurang dari setengah luas cawan dihitung 1 koloni
Pada metode perhitungan cawan dilakukan pengenceran yang bertingkat yang mana ditujukan untuk membentuk konsentrasi dari suatu suspensi bakteri (Gobel, 2008). Metode hitung cawan ini merupakan cara yang paling sensitif untuk menentukan jumlah jasad renik karena beberapa hal yaitu :
Hanya sel yang masih hidup yang dihitung
Beberapa jenis jasad renik dapat dihitung sekaligus
Dapat digunakan untuk mengisolasi dan identifikasi jasad renik karena koloni yang terbentuk mungkin berasal dari suatu jassad renik yang mempunyai penampakan yang spesifik
(Fardiaz, 1992).
Bakteri coliform adalah golongan bakteri intestinal, yaitu hidup dalam saluran pencernaan manusia. Bakteri coliform adalah bakteri indikator keberadaan bakteri patogenik lain. Lebih tepatnya, bakteri coliform fekal adalah bakteri indikator adanya pencemaran bakteri patogen. Penentuan coliform fekal menjadi indikator pencemaran jumlah koloninya pasti berkorelasi positif dengan keberadaan bakteri patogen. Selain itu, mendeteksi Coliform jauh lebih murah, cepat, dan sederhana daripada mendeteksi bakteri patogenik lain (Dad, 2000).
Terdapatnya bakteri coliform dalam air minum dapat menjadi indikasi kemungkinan besar adanya organisme patogen lainnya. Bakteri coliform dibedakan menjadi 2 tipe, yaitu faecal coliform dan non-faecal coliform. E. coli adalah bagian dari faecal coliform. Keberadaan E. coli dalam air dapat menjadi indikator adanya pencemaran air oleh tinja. E. coli digunakan sebagai indikator pemeriksaan kualitas bakteriologis secara universal dalam analisis dengan alasan;
E. coli secara normal hanya ditemukan di saluran pencernaan manusia (sebagai flora normal) atau hewan mamalia, atau bahan yang telah terkontaminasi dengan tinja manusia atau hewan; jarang sekali ditemukan dalam air dengan kualitas kebersihan yang tinggi,
E. coli mudah diperiksa di laboratorium dan sensitivitasnya tinggi jika pemeriksaan dilakukan dengan benar
Bila dalam air tersebut ditemukan E. coli, maka air tersebut dianggap berbahaya bagi penggunaan domestik
Ada kemungkinan bakteri enterik patogen yang lain dapat ditemukan bersama-sama dengan E. coli dalam air tersebut
(Gause, 1946).
Ada beberapa jenis E. coli yang umum ditemui dalam kehidupan sehari-hari, yaitu:
E. coli Enteropatogenik, tidak membahayakan pada sebagian orang dewasa tetapi sering kali menyebabkan diare pada bayi. Mungkin ditularkan melalui air yang digunakan untuk mencuci botol. Karenanya, botol susu bayi sebaiknya direbus setelah dicuci untuk mencegah diare.
E. coli Enteroinvasif, cukup membahayakan karena dapat menyebabkan penyakit disentri. Biasanya ditandai dengan tinja yang mengandung darah.
E. coli Enterotoksigenik. Banyak menyebabkan diare pada para pelancong (travelers diarrhea). Bakteri ini tidak terlalu membahayakan.
E.coli Enterohemoragik. Bakteri yang sangat berbahaya. Bakteri ini hidup dalam daging giling mentah. Peneliti lain juga menemukannya pada air limbah rumah potong ayam
(FDA, 1998).
Menurut organisasi kesehatan dunia (WHO), kurang lebih sepertiga penduduk dunia menderita berbagai penyakit yang ditularkan melalui air minum yang terkontaminasi oleh mikroorganisme. Setiap tahun sekitar 13 juta orang meninggal akibat infeksi yang berasal dari air minum, 2 juta diantaranya adalah bayi dan anak-anak. Mengkonsumsi air yang terkontaminasi oleh mikroorganisme patogen, baik air minum atau air yang ditambahkan ke dalam makanan, dapat menimbulkan berbagai penyakit gastrointestinal.Escherichia coli merupakan bakteri indikator kualitas air minum karena keberadaannya di dalam air mengindikasikan bahwa air tersebut terkontaminasi oleh feses, yang kemungkinan juga mengandung mikroorganisme enterik patogen lainnya. Beberapa galur Escherichia coli digolongkan sebagai penyebab diare, yaitu Enteropathogenic Escherichia coli (EPEC), Enteroaggregative Escherichia coli (EAEC), Enterotoxigenic Escherichia coli (ETEC), Enteroinvasive Escherichia coli (EIEC) dan Escherichia coli yang memproduksi shiga-toxin (STEC) . Bakteri Escherichia coli yang ada di dalam air atau makanan biasanya galur Escherichia coli non-patogen walaupun pada beberapa kasus terdapat galur yang patogen seperti enterotoksigenik dan galur Escherichia coli yang memproduksi shiga-toxin (Radji et al, 2010).
Uji mikrobiologis yang umum dilakukan untuk mendeteksi bakteri Escherichia coli dalam air adalah secara konvensional, yaitu cara kultur dan uji sifat biokimia. Namun demikian metode konvensional ini pada umumnya memerlukan waktu hari untuk mendapatkan hasil yang positif. Pendekatan metode molekuler dengan cara mengamplifikasi gen yang spesifik yang terdapat pada genom bakteri Escherichia coli menggunakan teknik PCR telah terbukti lebih sensitif dan spesifik serta lebih cepat dalam mendiagnosis infeksi yang disebabkan oleh bakteri Escherichia coli [8-10], maupun untuk menilai kualitas air secara mikrobiologis dan untuk mendeteksi keberadaan bakteri patogen dalam air (Radji et al, 2010).
BAB II
METODE PRAKTIKUM
Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Senin, 08 April 2013, pukul 09.00-12.00 bertempat di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru.
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan adalah pipet steril, colony counter, tabung durham, tabung reaksi, cawan petri, inkubator, jarum inokulasi, gelas beaker, gelas objek, lampu Bunsen, Laminar Air Flow (LAF), hot plate, dan mikroskop.
Bahan yang digunakan adalah air kemasan, NaCl fisiologis 0,85%, alkohol 70%, air sungai, aquadest, media Nutrient Agar (NA), medium Lactose Broth (LB) double strength 5 mL, single strength 1 ml, dan single strength 0,1 mL, medium Briliant Green Lactose Broth (BGLB), medium Endo Agar, carbol fuchsin, dan nigrosin.
Prosedur Kerja
Cara kerja pada praktikum ini adalah :
Hitungan Cawan (Standart Plate Count)
Menyiapkan tiga sampel yaitu air sumur, air sungai, dan air kemasan.
Melakukan seri pengenceran 10-1 sampai 10-5 pada sampel air sumur dan air sungai.
Menginokulasikan masing-masing 1 mL sampel seri pengenceran 10-3, 10-4, dan 10-5 ke dalam cawan petri, berikan duplo untuk sampel air sumur.
Menuangkan media NA yang bersuhu 450C, dibiarkan memadat dan menginkubasi terbalik pada suhu 350C selama 24-48 jam.
Mengamati hasilnya dan hitungan dengan colony counter.
Jumlah Perkiraan Terdekat (Most Probable Number)
Uji Penduga (Presumtive Test)
Menginokulasikan 5 mL sampel ke dalam 3 tabung medium LB seri ganda.
Menginokulasikan 1 mL sampel ke dalam 3 tabung medium LB seri tunggal.
Menginokulasikan 0,1 mL sampel ke dalam 3 tabung medium LB seri tunggal.
Menginkubasi semua tabung pada suhu 350C selama 24-48 jam, jika terbentuk gas didalam tabung durham, maka hasilnya dinyatakan positif.
Mencatat hasil pengamatan, dihitung dengan table MPN, hasil tersebut menyatakan MPN coliform.
Uji Penguat (Confirm Test) Tahap 1
Menginokulasikan 1 ose biakan dari setiap tabung uji penduga yang positif ke dalam dua seri tabung berisi medium BGLB.
Menginkubasi semua tabung seri satu pada suhu 350C dan seri dua pada suhu 450C selama 24-48 jam, jika terbentuk gas didalam tabung durham, maka hasilnya dinyatakan positif
Mencatat hasil pengamatan, dihitung dengan tabel MPN, hasil tersebut menyatakan MPN coli fecal.
Uji Penguat (Confirm Test) Tahap 2
Mengambil 1 ose dari media BGLB yang positif dan dipindahkan ke media Endo Agar dengan metode gores.
Mengamati setelah 24-48 jam adanya koloni bakteri yang berwarna hijau metalik.
Mencatat hasilnya, dihitung dengan tabel MPN, hasil tersebut menyatakan MPN fecal coli.
Uji Pelengkap (Complete Test)
Menginokulasikan koloni yang berwarna hijau metalik ke dalam media NA miring.
Melakukan pengecatan Gram dari biakan yang ditumbuhkan pada media NA miring setelah umur biakan 24 jam.
Mengamati di bawah mikroskop morfologi bakteri berbentuk batang dan berwarna merah (hasil pengecatan Gram negatif), maka bakteri yang diisolasi dari biakan berwarna hijau metalik adalah Escherichia coli.
Menghitung jumlah E. coli dengan tabel MPN.
Pewarnaan Gram
Menyiapkan mikroskop, serta membersihkan gelas benda dan gelas penutup.
Mengambil biakan bakteri sedikit mungkin dengan jarum ose.
Meratakan setipis mungkin dibagian tengah gelas objek dan dikering anginkan.
Meneteskan cat Gram A (crystal violet) sampai menutup seluruh suspensi bakteri, biarkan 1 menit dan dicuci dengan botol semprot, serta dikering anginkan.
Menetesi cat Gram B (lugol iodine) dibiarkan selama 1 menit, dicuci dengan botol semprot kemudian dikering anginkan.
Menetesi cat Gram C (aseton alkohol), dibiarkan 30 detik, dicuci dengan botol semprot kemudian dikering anginkan.
Menetesi dengan cat Gram D (safranin), dibiarkan 1 menit, dicuci dengan botol semprot kemudian dikering anginkan.
Menutup dengan gelas penutup, serta diamati dibawah mikroskop dan digambar atau difoto penampakan sel bakterinya.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Hasil yang diperoleh dari praktikum yang telah dilaksanakan, yaitu sebagai berikut :
Tabel 1. Hasil Hitungan Cawan
Tabel 2. Hasil Uji Penduga
MPN/100 mL = 2400 x 10 = 4800 MPN/100 mL (air sungai)
5
MPN/100 mL = 755 x 10 = 1510 MPN/100 mL (air sumur)
5
Tabel 3. Hasil Uji Penguat Tahap 1
MPN/100 mL = 2400 x 10 = 4800 MPN/100 mL (air sungai seri I)
5
MPN/100 mL = 2400 x 10 = 4800 MPN/100 mL (air sungai seri II)
5
MPN/100 mL = 43 x 10 = 86 MPN/100 mL (air sumur seri I)
5
MPN/100 mL = 4 x 10 = 8 MPN/100 mL (air sumur seri II)
5
Tabel 4. Uji Penguat Tahap 2
Tabel 5. Hasil Uji Pelengkap
Pembahasan
Praktikum kali ini bertujuan untuk memperkenalkan mahasiswa terhadap metode-metode populasi mikroba. Bakteri coliform dapat dibedakan atas dua kelompok yaitu coliform fecal misalnya Escherchia coli dan coliform non fecal misalnya Enterobacter aerogenes (Fardiaz, 1989). Menurut Lim, bakteri coliform adalah golongan bakteri intestinal, yaitu hidup dalam saluran pencernaan manusia. Bakteri coliform adalah bakteri indikator keberadaan bakteri patogenik lain. Lebih tepatnya bakteri coliform fecal adalah bakteri indikator adanya pencemaran bakteri patogen. Penentuan coliform fecal menjadi indikator pencemaran dikarenakan jumlah koloninya pasti berkorelasi positif dengan keberadaan bakteri patogen. Selain itu, mendeteksi coliform jauh lebih murah, cepat, dan sederhana daripada mendeteksi bakteri patogenik lain. Sedangkan bakteri colifecal merupakan bakteri yang merupakan bukan berasal dari pencernaan (Lim, 1998).
Metode MPN biasanya digunakan untuk menghitung jumlah jasad renik didalam contoh yang berbentuk cair, meskipun dapat digunakan untuk contoh berbentuk padat dengan terlebih dahulu membuat suspensi dari sampel. Grup mikroba yang dapat dihitung dengan metode MPN juga bervariasi tergantung dari medium yang digunakan untuk pertumbuhan. Metode MPN ini memiliki kelebihan yaitu cukup mudah untuk dilakukan, dapat menentukan jumlah spesifik mikrobia tertentu dengan menggunakan media yang sesuai dan metode ini dipilih untuk menetukan densitas bakteri coliform fecal. Namun metode ini juga memiliki beberapa kelemahan diantaranya membutuhkan alat gelas dalam jumlah yang banyak dan tidak dapat digunakan dalam pengamatan morfologi dari suatu mikroorganisme.
Pengamatan tabung yang positif dilihat dengan mengamati timbulnya kekeruhan pada larutan medium yang digunakan dan terbentuknya gelembung/gas di dalam tabung durham untuk mikrobia pembentuk gas. Metode penghitungan dengan MPN (Most Probable Number) dilakukan dengan 3 seri (tahap) pengujian yaitu Uji Penduga (Presumtive test), Uji penguat (Confirm test) dan Uji Pelengkap (Complete Test). Banyaknya gas dalam tabung durham menunjukkan bahwa pada tabung durham itu banyak terdapat mikrobianya. Selain itu terjadi kekeruhan pada larutan medium yang digunakan pada uji penduga dan uji penguat. Hal ini terjadi karena disebabkan terjadinya aktivitas mikroba-mikroba tersebut dan terjadinya proses metabolisme dari mikroba tersebut. Hasil positif ini ditunjukkan dengan melihat isi dari tabung durham yang ada pada tabung reaksi. Apabila tabung durham berisi gas lebih dari atau sama dengan setengah dari tabung durham berarti hasil yang didapat adalah positif sedangkan jika gas kurang dari setengah tabung durham berarti hasilnya negatif. Plate count / viable count didasarkan pada asumsi bahwa setiap sel mikroorganisme hidup dalam suspensi akan tumbuh menjadi satu koloni setelah ditumbuhkan dalam media pertumbuhan dan lingkungan yang sesuai. Setelah diinkubasi, jumlah koloni yang tumbuh dihitung dan merupakan perkiraan atau dugaan dari jumlah mikroorganisme dalam suspensi tersebut. Berdasarkan hal tersebut digunakan istilah Coloni Forming Units (CFU’s) per ml (Gobel, 2008).
Hasil hitungan cawan pada air sungai martapura 10-3, 10-4, 10-5 didapatkan jumlah koloni secara berurutan 20, 2, dan 55. Pada air kemasan 1 dan 2 didapatkan hasi yang sama yaitu Null. Pada air sumur 10-3(1) , 10-3(2) , 10-3(3) , 10-4(1) , 10-4(2) , 10-5(1) , dan 10-5(2) didapatkan hasil secara berurutan yaitu 10, 2, 1, Null, Null, dan Null. Hasil uji penduga air sungai martapura pada media LB yaitu DS 5 mL, SS 1 mL, dan SS 0,1 mL didapatkan jumlah tabung positif secara berurutan 3, 3, dan 3 serta MPN indeksnya 4800. Air kemasan pada media LB yaitu DS 5 mL, SS 1 mL, dan SS 0,1 mL didapatkan jumlah tabung positif secara berurutan 0, 0, dan 0 serta MPN indeksnya 0. Air sumur pada media LB yaitu DS 5 mL, SS 1 mL, dan SS 0,1 mL didapatkan jumlah tabung positif secara berurutan 3, 1, dan 1 serta MPN indeksnya 1510. Pada uji penduga menggunakan medium Lactose Broth dengan seri double strength dan single strength. Berdasarkan hasil yang diperoleh pada uji penduga, air sumur yang diambil menunjukan hasil positif, air kemasan menunjukkan hasil negatif (gas yang terbentuk kurang dari setengah tabung durham), air sungai yang diambil dari air sungai Martapura menunjukkan hasil positif (gas yang terbentuk lebih dari setengah tabung durham). Tingkat kekeruhan dari semua tabung yang berisi air SM tidak terlalu nampak berbeda. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi adanya bakteri colitinja (E. coli) yang ditemukan pada air SM menandakan air SM tersebut merupakan tempat habitat yang sangat baik untuk E. coli karena nutrisi untuk bakteri E. coli sangat terpenuhi. Hal ini membuktikan air sungai tersebut tidak cocok dipakai oleh masyarakat untuk konsumsi sehari-hari. Untuk air kemasan, dapat dikatakan baik untuk dikonsumsi sehari-hari.
Hasil uji penguat tahap 1 terhadap air sungai martapura pada media BGLB yaitu seri I DS, SSa , dan SSb didapatkan jumlah tabung positif secara berurutan 3, 3, dan 3 serta MPN indeksnya 4800 dan pada media BGLB yaitu seri II DS, SSa , dan SSb didapatkan jumlah tabung positif secara berurutan 3, 3, dan 3 serta MPN indeksnya 4800. Air sumur pada media BGLB yaitu seri I DS, SSa , dan SSb didapatkan jumlah tabung positif secara berurutan 3, 1, dan 0 serta MPN indeksnya 86 dan pada media BGLB yaitu seri II DS, SSa , dan SSb didapatkan jumlah tabung positif secara berurutan 1, 0, dan 0 serta MPN indeksnya 8.
Hasil penguji tahap 2 air sungai martapura pada seri I yaitu hasil positif terdapat koloni bakteri berwarna hijau metalik dan pada seri II yaitu hasil positif terdapat koloni bakteri berwarna hijau metalik. Air sumur pada seri I yaitu hasil negatif tidak terdapat koloni bakteri berwarna hijau metalik dan pada seri II yaitu hasil positif terdapat koloni bakteri berwarna hijau metalik. Hasil uji pelengkap pada air sungai martapura (SM 1) didapatkan hasil positif, bakteri gram negatif berwarna merah, berbentuk bulat. Air sungai martapura (SMa 1) didapatkan hasil positif, bakteri gram negatif berwarna merah, berbentuk bulat. Air sungai martapura (SMb 1) didapatkan hasil positif, bakteri gram negatif berwarna merah, berbentuk bulat. Air sungai martapura (SM 2) didapatkan hasil positif, bakteri gram negatif berwarna merah, berbentuk bulat. Air sungai martapura (SMa 2) didapatkan hasil positif, bakteri gram negatif berwarna merah, berbentuk bulat. Air sumur (AS 2) didapatkan hasil positif, bakteri gram negatif berwarna merah, berbentuk bulat.
Bakteri E. coli termasuk dalam kelompok enterobacteriaceae bersifat gram negatif, anaerob fakultatif, dengan batang halus atau sedang, oksidase negatif, tidak membentuk spora. Pada air SM didapat hasil yang positif, hal ini berarti terdapat bakteri colitinja, colitinja sendiri adalah mikroba pencemar perairan, yang dominan ditemukan pada colitinja adalah bakteri E. coli yang berperan sebagai indikator. Bakteri colifecal adalah bakteri indikator pada pencemaran bakteri patogen, penentuan adanya bakteri colifecal tersebut dikarenakan jumlah koloninya pasti berkorelasi positif dengan keberadaan bakteri patogen. Jenis gram pada bakteri kali ini pun ada yang positif (+) dan ada pula yang negatif (-). Hal ini dapat diketahui dengan melihat bakteri yang diamati dibawah mikroskop, apabila bakteri yang diamati terlihat dapat mempertahankan warna awalnya yaitu pada pewarnaan gram pertama kali, maka dikatakan bakteri tersebut adalah bakteri gram positif (+). Namun, apabila bakteri tidak dapat mempertahankan warna awalnya dan terkandung warna dari pewarnaan berikutnya sampai pewarnaan terakhir maka bakteri tersebut dikatakan bakteri gram negatif (-).
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
Hasil hitungan cawan pada air sungai martapura 10-3, 10-4, 10-5 didapatkan jumlah koloni secara berurutan 20, 2, dan 55. Pada air kemasan 1 dan 2 didapatkan hasi yang sama yaitu Null. Pada air sumur 10-3(1) , 10-3(2) , 10-3(3) , 10-4(1) , 10-4(2) , 10-5(1) , dan 10-5(2) didapatkan hasil secara berurutan yaitu 10, 2, 1, Null, Null, dan Null.
Hasil uji penduga air sungai martapura pada media LB yaitu DS 5 mL, SS 1 mL, dan SS 0,1 mL didapatkan jumlah tabung positif secara berurutan 3, 3, dan 3 serta MPN indeksnya 4800. Air kemasan pada media LB yaitu DS 5 mL, SS 1 mL, dan SS 0,1 mL didapatkan jumlah tabung positif secara berurutan 0, 0, dan 0 serta MPN indeksnya 0. Air sumur pada media LB yaitu DS 5 mL, SS 1 mL, dan SS 0,1 mL didapatkan jumlah tabung positif secara berurutan 3, 1, dan 1 serta MPN indeksnya 1510.
Hasil uji penguat tahap 1 terhadap air sungai martapura pada media BGLB yaitu seri I DS, SSa , dan SSb didapatkan jumlah tabung positif secara berurutan 3, 3, dan 3 serta MPN indeksnya 4800 dan pada media BGLB yaitu seri II DS, SSa , dan SSb didapatkan jumlah tabung positif secara berurutan 3, 3, dan 3 serta MPN indeksnya 4800. Air sumur pada media BGLB yaitu seri I DS, SSa , dan SSb didapatkan jumlah tabung positif secara berurutan 3, 1, dan 0 serta MPN indeksnya 86 dan pada media BGLB yaitu seri II DS, SSa , dan SSb didapatkan jumlah tabung positif secara berurutan 1, 0, dan 0 serta MPN indeksnya 8.
Hasil uji pelengkap pada air sungai martapura (SM 1) didapatkan hasil positif, bakteri gram negatif berwarna merah, berbentuk bulat. Air sungai martapura (SMa 1) didapatkan hasil positif, bakteri gram negatif berwarna merah, berbentuk bulat. Air sungai martapura (SMb 1) didapatkan hasil positif, bakteri gram negatif berwarna merah, berbentuk bulat. Air sungai martapura (SM 2) didapatkan hasil positif, bakteri gram negatif berwarna merah, berbentuk bulat. Air sungai martapura (SMa 2) didapatkan hasil positif, bakteri gram negatif berwarna merah, berbentuk bulat. Air sumur (AS 2) didapatkan hasil positif, bakteri gram negatif berwarna merah, berbentuk bulat.
Saran
Praktikum yang akan datang hendaknya dalam bekerja di ruang mikrobiologi perlu hati-hati agar tidak terjadi kontaminasi.
DAFTAR PUSTAKA
Dad. 2000. Bacterial Chemistry and Physiology. Addison-Wesley Publishing Company. New York.
Fardiaz, S.1989. Analisis Mikrobiologi Pangan. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta.
Fardiaz, S. 1992. Mikrobiologi Pangan. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Food and Drug Administration (FDA).1998. Bacteriological Analytical Manual. 8th Edition. Graw-Hill Companies Inc. USA.
Gause, G. F. 1946. A New Antibiotic Substance Produced by Roactinomyces Cyaneus. Graw-Hill Companies Inc. USA.
Gobel, R. B. 2008. Mikrobiologi Umum Dalam Praktek. Universitas Hasanuddin, Makassar.
Lim, D. 1998. Microbiology second edition. The Mc. Graw-Hill Companies Inc, USA.
Radji, M. A. P. Atiek S. 2010. Deteksi Cepat Bakteri Escherichia coli Dalam Sampel Air Dengan Metode Polymerase Chain Reaction Menggunakan Primer 16E1 dan 16E2. Makara, Sains, Vol. 14, NO. 1, APRIL 2010: 39-43.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar