BAB I
PENDAHULUAN
Tujuan Praktikum
Tujuan praktikum ini adalah untuk mempelajari teknik-teknik isolasi mikroba dan pemurniannya.
I.2 Dasar Teori
Mikrobiologi adalah kajian tentang mahluk hidup (organisme) berukuran terlalu kecil untuk dapat dilihat dengan mata telanjang. Mikroorganisme meliputi protozoa, algae (ganggang), fungi (jamur), lichenes, bakteri, dan virus. Tidak hanya sebagai ilmu biologi dasar yang memberikan pengertian-pengertian tentang asas-asas kimia dan fisika dalam proses kehidupan, tetapi juga sebagai ilmu terapan yang penting (Ferta, 2010).
Beberapa mikroorganisme dapat menyebabkan penyakit pada tanaman, walaupun demikian jumlahnya jauh lebih sedikit dibandingkan dengan mikroorganisme yang menguntungkan dalam arti dapat memelihara dan meningkatkan kesehatan tanaman. Mikroorganisme memiliki peranan kunci dalam menjaga, memulihkan, dan meningkatkan kualitas tanah, serta memacu pertumbuhan tanaman. Di tanah banyak dijumpai mikroorganisme yang mampu menyediakan Nitrogen, Fosfor, Sulfur, Logam-logam (Fe, Cu, Mn), dan zat pemacu tumbuh bagi tanaman. Terdapat juga mikroorganisme yang mampu menekan populasi mikroorganisme penyebab penyakit, dan mikroorganisme yang mampu menghilangkan cemaran organik / anorganik (Ferta, 2010).
Mikroba disamping beragam jenisnya juga sangat mudah mengalami perubahan sifat sehingga menjadi strain baru yang berbeda dengan aslinya. Hal ini menambah cepat tumbuh dan berkembangnya biodiversitas tersebut. Dalam melaksanakan kegiatan ilmiahnya, para pakar mikrobiologi dan pakar ilmu yang terkait seperti pakar fitopatologi dan entomologi perlu mempunyai kemampuan untuk mengisolasi dan memurnikan mikroba. Para ilmuwan tersebut perlu memiliki metode pembuatan dan penyimpanan koleksi (preservasi) yang sesuai untuk menjaga agar biakan mikroba tetap hidup, ciri-ciri genetiknya tetap stabil dan tidak berubah, serta hemat biaya dan tenaga. Metode yang dipilih sangat tergantung pada sifat mikroba dan tujuan preservasi. Sifat mikroba tercermin dalam (1) ciri-ciri morfologi mikroba yang beragam (virus, bakteri, jamur, nematoda, algae, khamir, dan protozoa), (2) ciri-ciri fisiologi dan biokimia mikroba, dan (3) kemampuan mikroba bertahan hidup baik dalam lingkungan alaminya maupun lingkungan buatan (Lay,1992).
Mikroorganisme merupakan mahluk hidup yang sangat banyak, baik di tanah, air maupun udara. Untuk itu perlunya isolasi maupun permurnian untuk mendapatkan mikroorganisme tersebut. Populasi yang besar dan kompleks dengan berbagai mikroba terdapat dalam tubu manusia termasuk dimulut, saluran pencernaan dan kulit (Sutedjo, 1996).
Isolasi mikroba yaitu memisahkan satu jenis mikroba dengan mikroba yang lain. Hal ini dilakukan dengan menumbuhkannya pada media padat, karena sel-sel mikroba akan membentuk koloni yang tepat pada tempatnya. Bila menggunakan media cair, mikroba sulit dipisahkan secara individu karena terlalu kecil dan tidak tepat tempat tinggalnya. Isolasi mikroba dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu dengan cara penggoresan dan penaburan (Plezar, 1986).
Isolasi bakteri merupakan suatu cara untuk memisahkan atau memindahkan mikroba tertentu dari lingkungannya sehingga diperoleh kultur murni atau biakan murni. Ada beberapa metode yang digunakan untuk mengisolasi bakteri, fungi, dan khamir dengan menggunakan metode gores, metode tuang, metode sebar, metode pengenceran serta micromanipulator. Dua diantaranya yang paling sering digunakan adalah teknik cawan tuang dan cawan gores. Kedua metode ini didasarkan pada prinsip yang sama yaitu mengencerkan organisme sedemikian rupa sehingga individu spesies individu spesies dapat dipisahkan dari lainnya (Buckle, 1987). Ada beberapa metode yang digunakan untuk mengisolasi bakteri, fungi, dan khamir dengan menggunakan metode gores, metode tuang, metode sebar, metode pengenceran serta micromanipulator. Dua diantaranya yang paling sering digunakan adalah tekhnik cawan tuang dan cawa gores. Kedua metode ini didasarkan pada prinsip yang sama yaitu mengencerkan organisme sedemikian rupa sehingga individu spesies individu spesies dapat dipisahkan dari lainnya (Edu, 2010).
Jamur dapat diklasifikasikan sebagai mikroorganisme. Jamur terdiri atas untaian seperti benang tipis, disebut hifa. Hifa tumbuh sebagai masa di permukaan atau menembus medium tempat jamur tersebut tumbuh. Masa hifa disebut misellium. Reproduksi jamur yang terpenting adalah dengan spora seksual. Spora biasanya terbentuk dalam suatu wadah spora yang disebut sporangium. Jika telah masak, spora dibebaskan ke udara, Bila mereka jatuh dalam suatu subtrat (makanan) yang cocok., mereka akan berkecambah dan membentuk pertumbuhan jamur yang baru . Beberapa jenis jamur juga menghasilkan spora seksual, dengan penggabungan dua hifa (Dwidjoseputro, 1994).
Yeast merupakan mikrobia yang termasuk fungi mikroskopis, seperti halnya fungi. Khamir adalah mikroorganisme bersel tunggal dengan ukuran antara 5 - 20 mikron. Biasanya berukuran 5-10 kali lebih besar dari bakteri. Terdapat berbagai macam bentuk ragi dan bentuk seringkali tergantung dari cara pembelahan selnya. Pertumbuhan yeast tidak berupa benang, koloninya akan tampak seperti koloni bakteri, bedanya terletak pada permukaan koloni yeast yang tidak mengkilap. Medium agar yang digunakan untuk isolasi khamir adalah Malt Extract Agar. Medium ini juga dapat digunakan untuk isolasi fungi, tetapi penampakan kedua jenis mikroorganisme itu berbeda irreguler (Dwidjoseputro, 1994).
Mikroorganisme Khamir adalah mikroba bersel tunggal dengan ukuran antara 5 - 20 mikron. Biasanya berukuran 5-10 kali lebih besar dari bakteri. Terdapat berbagai macam bentuk ragi dan bentuk seringkali tergantung dari cara pembelahan selnya. Sel khamir dapat berbentuk lonjong, bentuk batang atau bulat. Sel-sel khamir sering dijumpai secara tunggal tetapi apabila anak-anak sel tidak dilepaskan dari induknya setelah pembelahan maka akan terjadi bentuk yang disebut pseudomisellium. Khamir tidak bergerak, karena itu tidak mempunyai struktur tambahan di bagian luar selnya seperti flagella. Beberapa jenis khamir membentuk kapsul di sebelah luar. Tipe endospora aseksual yang tahan panas seperti yang diproduksi oleh bakteri bacillus dan clostridium tidak dihasilkan oleh khamir (Buckle, 1987).
BAB II
METODE PRAKTIKUM
2.1 Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 04 Maret 2013 pukul 09.00-16.00 WITA. Bertempat di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lambung Mangkurat, Banjarbaru.
2.2 Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum Isolasi dan Pemurnian Mikrobia ini adalah tabung reaksi steril, cawan petri steril, vortex mixer, lampu spritus, karet gelang, kertas label, mikropipet (ependorf pipet), tip pipet, colony counter, inkubator, LAF, dan jarum ose.
Bahan-bahan yang digunakan adalah alkohol 70%, garam fisiologis, aluminium foil, media Potato Dextrose Agar (PDA), media Nutrient Agar (NA), media Malt Extract Agar (MEA), air comberan, tanah sampah, tanah kebun buah, dan kapas.
2.3 Cara Kerja
Isolasi dan pemurnian bakteri
Membuat sampel air comberan, ditambahkan dengan 9 mL larutan garam fisiologis, kemudian dimasukkan kedalam tabung pengenceran awal
Menyiapkan 8 buah tabung reaksi dan 11 cawan petri, kemudian 8 buah tabung reaksi tersebut diisi 9 mL larutan garam fisiologis
Mengambil 1 mL sampel dari pengenceran awal untuk dibuat pengenceran lagi dengan perbandingan 1 : 9
Memasukkan 1 mL sampel tersebut kedalam 8 buah tabung reaksi yang telah berisi 9 mL larutan garam fisiologis, dimulai dari tabung I (10-1),
kemudian divortex agar larutannya homogen
Mengambil kembali 1 mL sampel pada tabung I (10-1), dimasukkan ke dalam tabung II (10-2), kemudian tabung II (10-2) divortex
Mengulangi perlakuan yang sama sampai tabung ke VIII (10-8)
Melakukan metode tuang untuk isolasi pada pengenceran 10-4 sampai 10-8
Mengambil 1 mL sampel dari tabung IV (10-4), kemudian dimasukkan kedalam cawan petri yang bertuliskan konsentrasi 10-4 dan 10-4 D, atau teknik duplo (untuk pengulangan pengukuran), kemudian ditambahkan dengan media Nutrient Agar (NA)
Menghomogenkan dengan digoyang membentuk angka 8
Mengulangi untuk perlakuan yang sama dari tabung V-VIII (10-5-10-8)
Mengesil pinggiran cawan petri sebelum diinkubasi, semua cawan petri diinkubasi terbalik didalam inkubator pada suhu 30oC selama 2x24 jam
Mengamati jumlah koloni bakteri pada colony counter, kemudian diamati juga morfologinya
Memurnikan secara goresan koloni-koloni yang terpisah untuk selanjutnya dipindahkan ke media agar miring
Isolasi dan pemurnian fungi
Membuat sampel tanah sampah, ditambahkan dengan 9 mL larutan garam fisiologis, kemudian dimasukkan kedalam tabung pengenceran awal
Menyiapkan 8 buah tabung reaksi dan 11 cawan petri, kemudian 8 buah tabung reaksi tersebut diisi 9 mL larutan garam fisiologis
Mengambil 1 mL sampel dari pengenceran awal untuk dibuat pengenceran lagi dengan perbandingan 1 : 9
Memasukkan 1 mL sampel tersebut kedalam 8 buah tabung reaksi yang telah berisi 9 mL larutan garam fisiologis, dimulai dari tabung I (10-1), kemudian divortex agar larutannya homogen
Mengambil kembali 1 mL sampel pada tabung I (10-1), dimasukkan ke dalam tabung II (10-2), kemudian tabung II (10-2) divortex
Mengulangi perlakuan yang sama sampai tabung ke VIII (10-8)
Melakukan metode tuang untuk isolasi pada pengenceran 10-4 sampai 10-8
Mengambil 1 mL sampel dari tabung IV (10-4), kemudian dimasukkan kedalam cawan petri yang bertuliskan konsentrasi 10-4 dan 10-4 D, atau teknik duplo (untuk pengulangan pengukuran), kemudian ditambahkan dengan media Potato Dextrose Agar (PDA)
Menghomogenkan dengan digoyang membentuk angka 8
Mengulangi untuk perlakuan yang sama dari tabung V-VIII (10-5-10-8)
Mengesil pinggiran cawan petri sebelum diinkubasi, semua cawan petri diinkubasi terbalik didalam inkubator pada suhu 30oC selama 2x24 jam
Mengamati jumlah koloni bakteri pada colony counter, kemudian diamati juga morfologinya
Memurnikan secara goresan koloni-koloni yang terpisah untuk selanjutnya dipindahkan ke media agar miring
Isolasi dan pemurnian khamir/yeast
Membuat sampel tanah kebun buah, ditambahkan dengan 9 mL larutan garam fisiologis, kemudian dimasukkan kedalam tabung pengenceran awal
Menyiapkan 8 buah tabung reaksi dan 11 cawan petri, kemudian 8 buah tabung reaksi tersebut diisi 9 mL larutan garam fisiologis
Mengambil 1 mL sampel dari pengenceran awal untuk dibuat pengenceran lagi dengan perbandingan 1 : 9
Memasukkan 1 mL sampel tersebut kedalam 8 buah tabung reaksi yang telah berisi 9 mL larutan garam fisiologis, dimulai dari tabung I (10-1), kemudian divortex agar larutannya homogen
Mengambil kembali 1 mL sampel pada tabung I (10-1), dimasukkan ke dalam tabung II (10-2), kemudian tabung II (10-2) divortex
Mengulangi perlakuan yang sama sampai tabung ke VIII (10-8)
Melakukan metode tuang untuk isolasi pada pengenceran 10-4 sampai 10-8
Mengambil 1 mL sampel dari tabung IV (10-4), kemudian dimasukkan kedalam cawan petri yang bertuliskan konsentrasi 10-4 dan 10-4 D, atau teknik duplo (untuk pengulangan pengukuran), kemudian ditambahkan dengan media Malt Extract Agar (MEA)
Menghomogenkan dengan digoyang membentuk angka 8
Mengulangi untuk perlakuan yang sama dari tabung V-VIII (10-5-10-8)
Mengesil pinggiran cawan petri sebelum diinkubasi, semua cawan petri diinkubasi terbalik didalam inkubator pada suhu 30oC selama 2x24 jam
Mengamati jumlah koloni bakteri pada colony counter, kemudian diamati juga morfologinya
Memurnikan secara goresan koloni-koloni yang terpisah untuk selanjutnya dipindahkan ke media agar miring
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Hasil yang diperoleh dari praktikum ini dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
3.1.1 Isolasi Mikroba pada Media Bakteri
3.1.2 Isolasi Mikroba pada Media PDA (fungi)
3.1.3 Isolasi Mikroba pada Media MEA (Yeast/Khamir)
3.2 Pembahasan
Praktikum kali ini dilakukan untuk mempelajari teknik-teknik dari isolasi dan pemurnian mikrobia. Ini merupakan suatu hal yang termasuk dasar dalam bekerja di laboratorium mikrobiologi. Sebelum pengisolasian dimulai, media agar sudah harus dipersiapkan. Media yang digunakan kali ini adalah media nutrien agar (NA) untuk bakteri, media PDA untuk fungi, dan media MEA untuk khamir. Proses pemisahan atau pemurnian dari mikroorganisme lain perlu dilakukan karena semua pekerjaan mikrobiologis, misalnya telaah dan identifikasi mikroorganisme, memerlukan suatu populasi yang hanya terdiri dari satu macam mikroorganisme saja.
Isolasi adalah cara untuk memisahkan atau memindahkan mikroba tertentu dari lingkungannya, sehingga diperoleh kultur murni atau biakan murni. Kultur Murni ialah kultur sel-sel mikrobanya berasal dari pembelahan dari satu sel tunggal. Secara umum bakteri dapat ditmbuhkan pada medium nutrien agar dengan suhu inkubasi 30* C selama 2 kali 24 jam karena pertumbuhan bakteri pada medium agar menunjukkan berbagai penampakan. Akan tetapi pada umumnya koloni bakteri berupa lendir dan mengkilap. Sehubungan dengan hal ini dalam mengisolasi bakteri dari campuran lain, haruslah cermat melihat pertumbuhan koloninya.Pertumbuhan fungi pada medium agar dengan penampakan yang berbeda dari bakteri. Pada umunnya berupa benang-benang putih sangat mudah untuk dilihat. Sebagai mikroorganisme hidup, fungi akan tumbuh baik pada medium PDA. Akan tetapi bakteri juga dapat tumbuh pada medium tersebut. Oleh karena itu, medium agar yang dipergunakan untuk isolasi fungi sebaiknya diberi suatu abtibiotik untuk membunuh/menghambat pertumbuhan bakteri . tmperatur inkubasi 28* C selama 2 kali 24 jam atau lebih.Medium agar yang dipergunakan untuk isolasi khamir adalah melt extract agar (MEA). Media agar ini juga dapat di tumbuhi fungi. Akan tetapi penampakan kedua jenis mikroorganisme hidup itu berbeda. Sehingga tidak akan menimbulkan kesulitan dalam tahapan isolasi.
Pada percobaan media NA pada air comberan dari 10-4 - 10-8 di dapatkan mikroba yang jumlahnya sama di tiap media yaitu TBUD (tidak bisa untuk dihitung), artinya untuk setiap media isolasi yang telah dilakukan pada percobaan ini organisme yang paling banyak ditemukan adalah bakteri. Untuk media kontol juga ditumbuhi mikroba hal ini disebabkan oleh kurang telitinya dalam pengerjaan percobaan, sehingga media yang akan diisolasi mengalami kontaminasi dengan mikroba lain. Mikroba yang didapat di medium NA memiliki bentuk dan karakteristik yang sama yaitu bundar, licin, berwarna kuning keruh, dan pemukaannya cembung.
Teknik Pertumbuhan Mikroorganisme
1. Teknik Piringan Goresan (Streak plate method)
agar dicairkan, didinginkan pada suhu 45 C, dituang ke dalam cawan petri steril (cawan gelas dengan garis tengag tiga inci) dan dibiarkan sampai menjadi padat. Kemudian dengan kawat gelang menginokulasi yang penuh dengan biakan campuran (misalnya specimen ludah atau bahan lain), goresan dilakukan diatas permukaan agar. Ada beberapa metode penggorean yang berbeda, namun kesemua metode bertujuan untuk meletakkan sebagian besar organism pada beberapa goresan pertama. Apabila sebaran dilakukan dengan menggerakkan kawat gelang kian kemari dari satu bagian ke bagian lain. Cawan petri, bakteri yang tertinggal pada kawat gelang semakin berkurang. Jika dilakukan secara sempurna, goresan akhir akan meninggalkan bakteri individual cukup terpisah satu sama lain, sehingga setelah mengalami pertumbuhan, koloni yang berasal dari bakteri individual akan benar-benar terpisah satu sama lain. Kemudian koloni tunggal dapat ditinggalkan kemedium steril, dan akan tumbuhlah biakan murni. (Dwiyana, 2011). Ada beberapa teknik goresan yang biasa dipakai yaitu : Goresan Sinambung, Goresan T, Goresan Kuadran (Streak quadrant).
2. Metode Tuang (pour-plate method)
Terdiri atas penginokulasian biakan campuran kedalam tabung uji yang mengandung agar mencair yang telah didinginkan pada suhu 450c. isinya diaduk untuk memencarkan bakteri keseluruh medium. Campuran itu kemudian ditungkan kedalam cawan petri steril dan dibiarkan padat pertumbuhan koloni terjadi baik dalam medium tujuan pada kedua proses ialah untuk memisahkan bakteri satu sama lain sehingga sel-sel itu akan tumbuh menjadi koloni-koloni yang terpisah didalam medium yang padat. Kemudian dapat diambil sel-sel dari satu koloni untuk mendapatkan biakan murni. Dalam praktek, sering piringan kedua digores kembali dengan organism yang berasal dari koloni yang diidolasi untuk menjamin bahwa hasil yang diperoleh adalah biakan murni (Dwiyana, 2011).
3. Teknik Sebar (spread plate)
Teknik isolasi dan mikroba dengan cara menyebarkan mikroba pada permukaan media yang akan digunakan (Dwiyana, 2011).
4. Teknik Pengenceran (dilution method)
Suatu sampel dari suatu suspensi yang berupa campuran bermacam- macam spesies diencerkan dalam suatu tabung yang tersendiri. Dari hasil pengenceran ini kemudian di ambil kira- kira 1 mL untuk diencerkan lebih lanjut. Jika dari pengenceran yang ketiga ini diambil 0,1 mL untuk disebarkan pada suatu medium padat, kemungkinan besar kita akan mendapatkan beberapa koloni yang akan tumbuh dalam mdium tersebut, akan tetapi mungkin juga kita hanya akan memperoleh satu koloni saja. Dalam hal yang demikian ini dapat kita jadikan piaraan murni. Jika kita belum yakin, Bahwa koloni tunggal yang kita peroleh tersebut merupakan koloni yang murni, maka kita dapat mengulang pengenceran dengan menggunakan koloni ini sebagai sampel (Dwiyana, 2011)
5. Teknik Micromanipulator
Mengambil satu bakteri dengan mikropipet yang ditempatkan dalam mikro manupulator, kemudian ditempatkan dalam mikromanupulator. Kemudian ditempatkan dalam medium encer untuk dibiakkan ( Dwiyana, 2011).
Cara Inkubasi
Semua cawan dan tabung di inkubasi pada suhu yang optimum dan waktu yang tepat untuk pertumbuhan mikroorganisme yang diinokulasi. Biakan bakteri pada 35-370C selama 24 jam sampai 48 jam, khamir pada 30-350C selama 3 hari dan kapang pada 20-250C selama 5-7 hari.
Untuk hasil inokulasi pada media MCA dan NA dimasukkan dalam incubator. Dibungkus dengan kertas coklat (duplo) dan diberi label agar tidak tertukar dengan yang lain. Sedangkan pada SDA dimasukkan dalam lemari kayu dibungkus an diberi label.
Pengamatan dilakukan terhadap seluruh cirri makroskopis yang dapat dilihat. Jika perlu dapat dilihat cirri makroskopisnya juga. Catat seluruh pengamata dengan lengkap dan teliti bila perlu dengan foto.
Hasil percobaan inokulasi yang terbaik dapat disimpan dalam lemari pendingin untuk dipergunakan pada percobaan minggu depannya atau untuk identifikasi.
Cara Destruksi
Siapkan aquadest untuk mengisi autoklaf sampai batas volume yang ditentukan.
Masukkan semua alat gelas atau bahan lain yang pernah konta dengan mikroba ke dalam autoklaf.
Pasang kunci pengaman autoklaf, tutup lubang pengeluaran uap, kemudian autoklaf dinyalakan pada suhu 1210C. waktu destruksi dihitung seama 30 menit setelah suhu yang diinginkan tercapai.
Matikan alat, keluarkan uapnya sampai tekanan dalam alat = 0, barulah alat gelas bisa dikeluarkan dari dalam autoklaf.
Semua alat harus langsung dicuci dengan air sabun untuk menghindari perkembangan populasi mikroba yang baru.
Alat gelas dikeringkan dengan cara ditiriskan(tidak boleh dengan lap), kemudian dapat dapat dibungkus sesuai dengan ketentuan yang berlaku bila akan disterlisasi lagi.
Hasil Pengamatan
Hasil dari isolasi bakteri yang didapat dari air sumur pada Media NA yang telah diinkubasi selama 24 jam dengan suhu 30° C, yaitu :
a) NA 10-3(1) dengan jumlah bakteri 1, bentuk tidak beraturan, tepian tidak beraturan, warna cream dan elevasi cembung.
b) NA 10-3(2) dengan jumlah bakteri 0, bentuk tidak ada, tepian tidak ada, warna tidak ada dan elevasi tidak ada.
c) NA 10-4(1) dengan jumlah bakteri 328, bentuk bulat, tepian rata, warna cream, dan elevasi cembung.
d) NA 10-4(2) dengan jumlah bakteri 1, bentuk bulat, tepian bergerigi, warna cream dan elevasi cekung.
e) NA 10-5(1) dengan jumlah bakteri 6, bentuk lonjong, tepian bergerigi, warna cream dan elevasi cembung.
f) NA 10-5(2) dengan jumlah bakteri 0, bentuk tidak ada, tepian tidak ada, warna ada dan elevasi tidak ada.
Hasil dari isolasi fungi yang didapat dari tanah sampah pada Media PDA yang telah diinkubasi selama 2×24 jam dengan suhu 28° C, yaitu :
a) PDA 10-3(1) dengan jumlah fungi 4, bentuk bulat, tepian rata, warna creammuda dan elevasi .cembung
b) PDA 10-3(2) dengan jumlah fungi 3, bentuk tidak beraturan, tepian tidak beraturan, warna cream muda dan elevasi rata.
c) PDA 10-4(1) dengan jumlah fungi 4, bentuk bulat, tepian bergerigi, warna putih hitam, dan elevasi cembung.
d) PDA 10-4(2) dengan jumlah fungi 1, bentuk bulat, tepian bergerigi, warna putih dan elevasi cembung.
e) PDA 10-5(1) dengan jumlah fungi 0, bentuk tidak ada, tepian tidak ada, warna tidak ada dan elevasi tidak ada.
f) PDA 10-5(2) dengan jumlah fungi 1, bentuk bulat, rata, warna putih dan elevasi cembung.
Hasil dari isolasi khamir/yeast yang didapat dari buah kelewat masak pada Media MEA yang telah diinkubasi selama 2×24 jam dengan suhu 30° C, yaitu :
a) MEA 10-3(1) dengan jumlah Khamir/yeast 46, bentuk bulat, tepian bergerigi, warna cream dan elevasi .cembung
b) MEA 10-3(2) dengan jumlah Khamir/yeast 44, bentuk bulat, tepian bergerigi, warna cream dan elevasi rata.
c) MEA10-4(1) dengan jumlah Khamir/yeast 78, bentuk bulat, tepian rata, warna cream, dan elevasi cembung.
d) MEA 10-4(2) dengan jumlah Khamir/yeast 67, bentuk bulat, tepian rata, warna cream dan elevasi cembung.
e) MEA 10-5(1) dengan jumlah Khamir/yeast 27, bentuk bulat, tepian rata, warna cream dan elevasi cembung.
f) MEA 10-5(2) dengan jumlah Khamir/yeast 30, bentuk bulat, rata, warna cream dan elevasi cembung.
Perbandingan Hasil Laporan lain
Dalam Laporan ini hanya membahas tentang isolasi dan pemurnian bakteri pada air sungai dan air kemasasn, serta isolasi dan pemurnian fungi pada tanah bawah pohon dan tanah sampah. Hasil laporan ini di buat pada bulan oktober 2010. Dari hasil pengamatan didapatkan data yaitu : untuk sampel air, jumlahkoloni terbanyak pada pengenceran air sungai 10-6(1) yaitu sebanyak 8 koloni,sedangkan pada sampel tanah, jumlah koloni terbanyak pada pengenceran tanah bawah pohon 10-5(1) yaitu hanya sebanyak 2 koloni. Jika dilihat dari banyaknyakoloni pada air sungai, hal ini disebabakan karena air sungai banyak mengandung bakteri dibandingkan dengan air kemasan yang mana dalam proses pengolahannya sudah melalui proses sterilisasi. Sedangkan pada sampel tanah,yang banyak ditemukan jamur adalah tanah bawah pohon dibandingkan dengantanah sampah, hal ini mungkin disebabkan terjadinya kontaminasi dalam prosesisolasi, karena kita ketahui bersama seharusnya tanah sampah banyak memiliki jamur, karena kondisi tanahnya yang lembab dan banyaknya sampah yang telahmembusuk.
Dalam proses isolasi mikrobia ini didapatkan berbagai macam bentuk bakteri maupun fungi. Dimana untuk bakteri terdapat bentuk tidak beraturan &menyebar, bundar, dan rizoid. Sedangkan untuk tepiannya lebih beragam meliputilicin, bercabang, berombak, berlekuk, dan siliat. Untuk elevasi didominasi datar,cembung dan timbul. Dan untuk warna, semuanya sama yaitu berwarna putih susu. Sedangkan untuk fungi hanya satu bentuk yaitu berbenang-benang dengantepian yang siliat, elevasi yang datar serta berwarna putih susu.
Dari penjelasan bentuk, tepian, elevasi dan warna dari bakteri maupun fungi didapatkan suatu kesimpulan bahwa pada sumber mikroba yaitu air sungai, air kemasan, tanah bawah pohon dan tanah sampah hanya didominasi oleh satuataupun dua jenis mikroba ataupun fungi saja. Hal ini kita dapat dari tidak terlalu beragamnya bentuk, tepian, elevasi maupun warna dari bakteri dan fungi tersebut. Sumber-sumber bakteri dapat kita temukan pada sampel air sungai dan air kemasan, hal ini karena bakteri lebih mudah hidup pada media cair. Hal ini kitaketahui dengan penggunaan media nutrient agar yang digunakan untuk menumbuhkan bakteri dengan sumber sampel dari air sungai dan air kemasan (Sadiqol, 2010).
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
Pengenceran bertujuan untuk memperoleh biakan/koloni murni dari suatu medium.
Pada pengisolasian dan pemurnian mikrobia dibutuhkan ketelitian dalam penggunaan alat dan sterilisasi bertujuan agar tidak terjadi kontaminasi pada kultur.
Kelebihan Pengisolasian mikrobia dengan menggunakan metode tuang yaitu dapat menumbuhkan, mengetahui atau melihat mikrobia yang bersifat anaerob.
Salah satu syarat yang mempengaruhi pertumbuhan mikroba dalam suatu medium yaitu medium harus mengandung semua zat hara yang mudah digunakan oleh mikroba.
Mikroba dapat tumbuh disetiap media bahkan di media kontrol di sebabkan mikrobia merupakan makhluk hidup yang kosmopolitan. Serta kurang ketelitian dalam pengerjaan percobaan, sehingga media yang akan diisolasi mengalami kontaminasi dengan mikroba lain.
4.2 Saran
Praktikan harus benar-benar memperhatikan proses pembuatan medium karena pembuatan medium sangat mendasar untuk kelanjutan praktikum dan pembelajaran serta penelitian nantinya.
DAFTAR PUSTAKA
Buckle, K. A. 1987. Ilmu Pangan. Universitas Indonesia, Jakarta
Dwidjoseputro, D. 1994. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Penerbit Djambatan, Jakarta
Edu, 2010. Isolasi dan pemurnian mikroba.
http://www.edukasi.net/index.php?mod=script&cmd=Bahan%20Belajar/Materi%20Pokok/view&id=189&uniq=1939
Diakses Tanggal 07 Maret 2013
Dwiyana, T.2011.Isolasi Mikroba.
http://maskiahbiologi09.blogspot.com/2012/05/teknik-isolasi-mikroba.html
Diakses Tanggal 06 Maret 2013
Ferta, 2010. Mikrobiologi.
http://www.faperta.ugm.ac.id/mikrobiologi/pages/faq/faq1.php
Diakses Tanggal 06 Maret 2013
Lay, B & Sugyo, H. 1992. Mikrobiologi. Rajawali Press, Jakarta.
Plezar J, Michel, Jr & Chan, E.C.S. 1986. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta
Sadiqol, M. 2010. Isolasi dan Pemurnian Mikroba.
http://renataemily.wordpress.com/2009/11/06/isolasi-inkubasi-dan-inokulasi/
Diakses Tanggal 06 Maret 2013
Sutedjo dkk, 1996. Mikrobiologi Tanah. PT Rineka Cipta, Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar